Kamis, 21 September 2017

PERKEMBANGAN KOGNITIF






NAMA                           : ALVIN MA`VIYAH
NPM                              : 1601030001
SEMESTER                 : 3
MATA KULIAH          : PERKEMBANGAN KOGNITIF
DOSEN PENGAMPU : USWATUN HASANAH, M.Pd.I.
JURUSAN                    : PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PIAUD/A)
FAKULTAS                  : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

                                               


A.    Teori Kognitif
      Teori Kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar sendiri. Bagi penganut aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Teori kognitif memberikan banyak konsep utama dalam psikologi pendidikan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata (skema bagaimana seseorang memersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan dan saat seseorang memperoleh cara baru dalam mempresentasikan informasi secara mental.
      Teori kognitif digolongkan ke dalam konstruktivisme, bukan teori nativisme yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan.Teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan.
      Proses ini tidak berjalan terpatah-patah, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, dan menyeluruh. Ibarat sesesorang yang memainkan musik, tidak hanya memahami not-not balok pada partitur sebagai informasi yang saling lepas dan berdiri sendiri, tapi sebagai suatu kesatuan yang secara utuh masuk ke dalam pikiran dan perasaannya. Selain itu, dalam psikologi kognitif, manusia melakukan pengamatan secara keseluruhan lebih dahulu, menganalisisnya, lalu mensintesiskannya kembali. Konsep-konsep terpenting dalam teori kognitif selain perkembangan kognitif adalah adaptasi intelektual oleh Jean Piaget, discovery learning oleh Jeron Bruner, dan reception learning oleh Ausubel.
1.      Teori Belajar (kognitif) Menurut Beberapa Pakar
a.      Jean Piaget
Menurut Piaget  (Uno,2006: 10-11) salah satu penganut aliran kognitif yang kuat, proses belajar sebenarnya terjadi dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, ekuilibrasi (penyimpangan).
1)   Proses asimilasi adalah proses penyatuan (engintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.
2)      Proses akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif kedalam situasi yang baru.
3) Proses ekulibrasi adalah penyesuaian kesinambungan antara asimilasi danakomodasi.
            Piaget berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan empat tahapan, antara lain:
a)      Tahap Sensorik Motorik (0-2 tahun)
      Pada tahap ini seorang anak mengembangkan dan mengatur kegiatan fisik dan mental  menjadi rangkaian pembuatan yang bermakna. Perkembangan bergantung pada tindakan bayi menggunakan indera-indera dan keterampilan-keterampilan motoriknya untuk menjelajahi dan belajar tentang dunia.(1)
Tahap ini dibagi menjadi enam sub tahap, yaitu:
1)     Skema-skema refleks yaitu Tahap (0-1 setengah bulan) contohnya menghisap
2)    Reaksi-reaksi sirkular primer Tahap yaitu (1 setengah bulan-4 bulan) contohnya anak akan memasukkan ibu jari ke mulut
3)   Reaksi-reaksi sirkular sekunder yaitu Tahap ( 4-8 bulan) contohnya memukul mobil mainan, mengangkat cangkir
4)  Reaksi-reaksi sirkular sekunder terkoordinsi yaitu Tahap (8-12 bulan) contohnya membuka tutup kemudian menggenggam
5)   Reaksi-reaksi sirkulsr tersier yaitu Tahap (12-18 bulan) contohnya menjatuhkan bola dari ketinggian-ketinggian yang berbeda
6)      Awal representasi simbolik yaitu Tahap (18-24 bulan) contohnya membuka dan menutup mulut dengan baik.
b)      Tahap pra-operasional (2-7 tahun )
      Pada tahap ini seeorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indra sehingga ia belum mampu untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu seecara konsisten. Contohnya sebuah balok lego digunakan sebagai sikat rambut, jari sebagai sikat gigi (Boyatzis & Watson, 1993).
c)      Tahap operasional konkret (7-11 tahun )
Pada tahap ini seorang anak dapat membuat kesimpulan dari seesuatu pada situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari situasi nyata secara bersama-sama (misalnya, antara bentuk dan ukuran).
d)     Tahap operasional  formal  (11 tahun keatas )
Pada tahap ini kegiatan kognitif seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata. Selain itu pula kemampuan menalara secara abstrak meningkat sehingga seseorang mampu untuk berfikir secara deduktif. Dan juga pada tahap ini, seseorang mampu mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu situasi secara bersama-sama.
Piaget juga berpendapat bahwa perkembangan kognitif seorang siswa adalah melalui sebuah proses asimilasi dan akomodasi. Di dalam pemikiran seseorang, sudah terdapat struktur kognitif atau kerangka kognitif yang disebut skema. Setiap orang akan selalu berusaha untuk mencari suatu keseimbanga, kesesuaian atau ekuilibrium antara apa yang baru dialami (pengalaman barunya) dan apa yang ada pada struktur kognitifnya. Jika pengalaman barungan cocok dengan yang tersimpan pada kerangka kognitifnya, proses asimilasi dapat terjadi dengan mudah, dan keseimbangan (ekuilibrium) tidak terganggu. Jika apa yang tersimpan di krangka kognitifnya tidak cocok dengan pengalaman barungan, ketidak seimbangan akan terjadi, dan anak beerusaha untuk menyeimbangkanya lagi.
Dengan demikian, diperoleh proses akomodasi. Dapat disimpulkan proses asimilasi adalah suatu proses tempat informasi atau pengalaman yang baru menyatuhkan diri kedalam kerangka kognitif yang ada, sedangkan akomodasi adalah suatu proses perubahan atau pengembangan kerangka kognitif yang ada agar sesuai dengan pengalaman baru yang dialaminya.
Piaget juga mengemukakan bahwa selain disebabkan oleh proses asimilasi dan akomodasi di atas, perkembangan kognitif seorang anak juga dipengaruhi oleh kematangan dari otak sistem saraf anak, intraraksi anak dengan objek-objek diseekitarnya (pengalaman fisik), kegiatan mental anak dalam menghubungkan pengalamanya kerangka kognitifnya (pengalaman fisik), kegiatan mental anak dalam menghubungkan pengalamanya denngan kerangka kognitifnya (peengalaman logico-mathematics), dan interaksi anak dengan orang-orang di sekitarnya. Para pengikut Piaget menyakini bahwa pengalaman belajar aktif cenderung meningkatkan perkembangan kognitif, sedangkan pengalaman belajar pasif cenderung mempunyai akibat yang lebih sedikit dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak. Aktif dalam arti bahwa siswa melibatkan mentalnya selama memanipulasi benda-benda konkret.(2)
b.      Jerome Bruner
Jerome Bruner berpendapat bahwa peranan  guru  harus menciptakan situasi, di mana siswa dapat  belajar sendiri  dari pada memberika suatu paket yang berisi informasi atau pelajaran kepada siswa. Teori ini bertitik tolak pada teori kognitif, yang menyatakan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Maksudnya, teori ini menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori, ide, definisi dan sebagainya melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau mewakili aturan yang menjadi sumbernya.
Keuntungan teori bruner antara lain menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat memotivasi siswa sehingga dapat menemukan jawabannya, menimbulkan keterampilan memecahkan masalahnya secara mandiri dan mengharuskan siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi. Menurut Bnuner, perkembangan kognitif seseorang terjadi tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu sebagai berikut:
1)      Tahap enaktif
Seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk memahami lingkungan sekitarnya. Suatu tahap pembelajaran ketika materi pembelajaran bersifat abstrak dipelajari siswa dengan menggunakan benda-benda konkret. Dengan demikian, topik pembelajaran tersebut dipresentasikan atau diwujudkan dalam bentuk benda-benda nyata.
2)      Tahap ikonik
Tahap pembelajaran ketika materi pembelajaran bersifat abstrak, dipelajari siswa dengan menggunkan ikon, gambar dan diagram yang menggambarkan kegiatan nyata dengan benda-benda konkret. Dengan demikian, topic pembelahjaran yang bersifat abstrak ini telah direpresentasikan atau diwujudkan dalam bentuk benda-benda nyata yang dapat diamati siswa, lalu dipresentasikan atau diwujudkan dalam gambar atau diagram yang bersifat semi-konkret.
3)      Tahap simbolik
Seseorang telah mampu mempunyai ide-ide abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuanya dalam berbahasa atau logika. Cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (discovery learning).
c.       David P. Ausubel
Teori ini disebut juga teori hafalan ( rote learning) sebagaimana pernyataan yang dikutip (Bell, 1978:132) berikut: “…, if the learner’s intention is to memorise it verbatim as a series of arbitrarily related word, both the learning process and the learning outcome must necessarily be rote and meaningless ( jika seseorang, contohnya si siswa tadi, berkeinginan untuk mempelajari sesuatu tanpa mengaitkan hal yang satu dengan hal yang lain sudah diketahuinya, maka baik proses maupun hasil pembelajarannya dapat dinyatakan sebagai hafalan dan tidak bermakna sama sekali baginya.”
Kelemahan lain belajar hafalan adalah seseorang kemungkinan besar tidak dapat menjawab soal baru lainya. karena materi matematika bukanlah pengetahuan yang terpisah-pisah, namun merupakan suatu pengetahuan yang utuh dan saling berkaitan antara yang satu dan lyang lainnya, setiap siswa harus menguasai beberapa konsep dan keterampilan dasar terlebih dahulu. Setelah itu siswa harus mampu mengaitkan antara pengetahuan yang baru dan pengetahuan yang sudah dipunyanya agar terjadi suatu proses pembelajarn yang berrmakna (meaningfull learning).(3)
B.     Pengertian Berfikir
      Berfikir merupakan sudut pandang behaviorisme khususnya fungsionalis atau proses kognitif yang berlangsung antara stimulus dan respon. Bahasa merupakan alat yang penting dalam proses berpikir, namun bahasa bukan satu-satunya alat yang dapat digunakan dalam proses berpikir, sebab masih ada lagi yang dapat digunakan yaitu bayangan atau gambaran. Namun sebagian terbesar dalam berpikir orang menggunakan bahasa (verbal).(4)
C.    Teori Behaviorisme
      Aliran behaviorisme lahir sebagai reaksi aliran  instrospeksional (menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif) dan juga aliran psokoanalisis (berbicara tentang  alam bawah sadar yang tidak nampak). Behaviorisme hanya menganalisis perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori dari aliran ini dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka selur perilaku manusia ialah hasil belajar. Asumsi dasar dari aliran ini ialah, seluruh perilaku manusia yaitu hasil belajar yang berarti perubahan  perilaku organisme merupakan akibat pengaruh lingkungan.
      Behaviorisme mempersoalkan bagaimana perilaku manusia dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan. Walaupun demikian, asumsi yang digunakan oleh aliran behaviorisme aliran ini banyak menentukan perkembangan psikologi.(5)
      Sebagai contoh teori behaviorisme oleh Albert Bandura. Abert Bandura menyakini teori-teori belajar perilaku tidak memadai sebagai suatu kerangka kerja untuk memahami perkembangan manusia. Ia berpendapat bahwa banyak perilaku manusia dipelajari dengan cara mengamati perilaku dan sikap-sikap orang lain, dan menggunakannya sebagai contoh bagi perilaku kita sendiri (teori belajar sosial).
      Kita memilih siapa yang akan ditiru. Menurut Albert Bandura belajar bukanlah suatu respons otomatis, namunbelajar bergantung pada proses-proses internal dan lingkingan. Kita hanya meniru perilaku model jika model tersebut memiliki karakteristik-karakteristik yang kita anggap menarik atau diinginkan.
      Kondisis-kondisi lain yang diperlukan agar percontohan berlangsung efektif adalah:
1. Atensi yaitu pengamat harus memerhatikan perilaku yang dicontoh
2. Retensi yaitu pengamat harus mampu mengingat perilaku yang dicontoh
3. Reproduksi yaitu pengamat harus memiliki keterampilan-keterampilan untuk meniru tindakan tersebut
4. Motivasi yaitu pengamat harus termotivasi untuk melakukan tindakan yang telah mereka amati dan mereka ingat dan harus memiliki kesempatan untuk melakukannya (motivasi dapat muncul dengan melihat bahwa perilaku model memperoleh penguatan sedangkan hukuman dapat menghalangi peniruan perilaku tersebut).(6)

D.    Makanan untuk otak
1.      Brokoli
Jenis sayuran ini membantu memicu pertumbuhan sel-sel baru di otak serta menghubungkan sel-sel secara alami sehingga bisa meningkatkan fungsi dan memori otak. Mengkonsumsi semangkuk brokoli tiga kali seminggu merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan kekuatan otak.
2.      Kacang kenari (Almond)
Kenari mujarab untuk membantu meningkatkan kekuatan otak karena mengandung asam lemak omega-3 tertinggi dibanding jenis kacang-kacangan lainnya. Omega-3 bisa melindungi otak karena meningkatkan fungsi neurotransmitter.
 
3.      Ikan Salmon
Otak manusia terbuat dari 60 persen lemak. Dengan begitu, dibutuhkan asupan lemak asam agar otak bisa berfungsi baik. Ikan salmon kaya akan omega 3, yang bisa meningkatkan kekuatan otak dan mengandung asam docosahexaenoic (DHA) yang bisa mencegah penyakit Alzheimer. 
4.      Tomat
Tomat adalah buah yang paling mudah ditemui dan bisa meningkatkan kekuatan otak karena mengandung sumber antioksidan dan lycopene yang bisa mengatasi kerusakan radikal bebas pada sel-sel otak yang bisa menyebabkan demensia. Mengkonsumsi tomat setiap hari bisa mendorong memori otak lebih tajam. 
5.      Teh Hijau
Penelitian yang dilakukan tim riset dari University of Basel menemukan teh hijau bisa meningkatkan fungsi konektifitas otak, mencegah demensia dan bisa meningkatkan memori otak bahkan mengurangi risiko penyakit parkinson. Minum teh hijau 2 cangkir hingga 3 cangkir tanpa gula untuk merasakan manfaatnya. 
6.      Cokelat Hitam
Makanan ini mengandung antioksidan terbaik bagi tubuh, termasuk otak. Kandungan flavonoid dalam cokelat hitam bisa membantu meningkatkan sirkulasi darah ke otak. Sebuah penelitian yang dilakukan Wheeling Jesuit University di West Virginia membuktikan cokelat hitam bisa meningkat konsentrasi. Untuk meningkatkan kekuatan otak, tambahkan sedikit cokelat hitam pada makanan sehari-hari. 
7.      Blueberry
Mengkonsumsi blueberry bisa membantu otak lebih tajam karena buah ini mengandung flavonoid. Buah ini juga bisa meningkatkan memori, fungsi kognitif otak, melindungi otak dari radikal bebas berbahaya, yang bisa merusak jaringan otak dan sering dikaitkan dengan hilangnya memori. Mengkonsumsi blueberry setiap hari bisa mengurangi risiko Parkinson dan Alzheimer. 
8.      Bayam
Bayam kaya kalium, yang bisa membantu merawat konektifitas otak, meningkatkan daya fikir dan daya ingat. Bayam juga kaya akan antioksidan yang bisa melindungi sel-sel otak dari kerusakan. Bukan hanya itu, bayam juga mengandung magnesium, folat, vitamin E dan vitamin K, yang membantu menurunkan risiko demensia, yakni penurunan fungsional yang disebabkan kelainan pada otak.(7) 

Referensi:
(1)   Yudrik Jahja, 2011, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, hlm. 56-58.
(2)   Yudrik Jahja, 2011, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, hlm. 115-116.
(3)  Sri Esti Wuryani Djiwandono, 2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Gramedia, hlm. 170-179.
(4)   Bimo Walgito, 2004, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: ANDI OFFSET
(5)   Yudrik Jahja, 2011, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana, hlm. 20.
(6)   Penney Upton, 2012, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, hlm. 19-20.
(7)   http://www.dw.com/id/8-makanan-penguat-otak/g-18001437

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN K.H ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) YANG TETAP RELEVAN DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN K.H ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) YANG TETAP RELEVAN DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN K.H. Abdurrahman Wahid yang akrab ...