Selasa, 26 September 2017

KESEHATAN MENTAL

NAMA                           : ALVIN MA`VIYAH
NPM                              : 1601030001
SEMESTER                 : 3
MATA KULIAH          : KESEHATAN MENTAL
DOSEN PENGAMPU : USWATUN HASANAH, M.Pd.I.
JURUSAN                    : PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PIAUD/A)
FAKULTAS                  : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

                                               


A.    Ciri-Ciri Mendasar Dari Kepribadian Yang Sehat Menurut Berbagai Para Ahli Kepribadian
Berikut ini beberapa pendapat dari para ahli kepribadian, yaitu:
1.      Menurut Allport
Gordon W. Allport tidak menggambarkan perkembangan kepribadian menurut tingkatan-tingkatan yang jelas, seperti halnya dengan perkembangan diri. Kekurangan perhatian terhadap perkembangan kepribadian ini adalah sesuai dengan kepercayaannya bahwa kepribadian dewasa lebih merupakan fungsi dari masa sekarang dan masa yang akan datang seseorang daripada masa lampaunya. Pandangan Allport tentang sifat sifat khusus dari kepribadian sehat, terdapat tujuh kriteria kematangan (schultz dan schultz,2005).
a.       Perluasan perasaan diri
b.      Hubungan diri yang hangat dengan orang orang lain
c.       Keamanan emosional
d.      Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
e.       Pemahman diri
f.       Filsafat hidup yang mempersatukan
2.      Menurut Rogers
Apabila orang-orang bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu memperbaikinya, maka mereka harus menjadi makhluk yang sadar dan rasional. Rogers percaya bahwa orang-orang yang dibimbing oleh persepsi sadar mereka sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitar mereka, bukan oleh kekuatan-kekuatan tidak sadar yang tidak dapat mereka control. Menurut rogers, manusia yang rasional dan sadar, tidak dikontrol oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak, seperti pembiasaan akan kebersihan (toilet training), penyapihan yang lebih cepat atau pengalaman-pengalaman seks sebelum waktunya.
Rogers mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang, yang pada gilirannya mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis kita. Jadi, pengalaman pengalaman masa kanak kanak adalah penting tetapi fokus Rogers tetap pada apa yang terjadi dengan kita sekarang bukan kepada apa yang terjadi waktu itu.
a.       Motivasi orang yang sehat (aktualisasi)
Rogers menempatkan suatu dorongan  - suatu kebutuhan fundamental – dalam sistem nya tentang kepribadian, yakni memeliharakan, mengaktualisasikan dan meningkatkan semua segi individu. Kecendrungan ini dibawa sejak lahir dan meliputi komponen komponen pertumbuhan fisiologis dak psikologis, meskipun selama tahun tahun awal kehidupan, kecenderungan tersebut lebih terarah kepada segi segi fisiologis.
b.      Orang orang yang berfungsi sepenuhnya
aktualisasi diri berlangsung terus; tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Tujuan ini (orientasi ke masa depan) ini, menarik individu kedepan, yang selanjutnya mendiferensiasikan dan mengembangkan segla segi dari diri. Aktualisasi diri merupakan suatu ujian, rentangan, dan pecutan terus menerus terhadap semua kemampuan seseorang.
Disamping ulasan ulasan yang bersifat umum ini, Rogers juga memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya (schultz dan schultz, 2005)
1)      Keterbukaan pada pengalaman
2)      Kehidupan eksistensial
3)      Kepercayaan terhadap organisme sendiri
4)      Perasaan bebas
5)      Kreativitas
3.      Menurut Fromm
Erich Fromm mengembangkan model pribadi yang sehat dengan  menyebutnyasebagai orang yang produktif. Salah satu hal yang tampak adalah dorongan yang dimiliki oleh orang yang memiliki kepribadian sehat. Apa yang penting dalam mempengaruhi kepribadian ialah kebutuhan-kebutuhan psikologis yang tidak dimiliki oleh binatang-binatang lebih rendah.  Orang-orang yang sehat memuaskan kebutuhan-kebutuhan psikologis secara kreatif dan produktif.
4.      Menurut Frankl
Viktor Frankl percaya bahwa hakikat dari eksistensi manusia terdiri dari tiga faktor yaitu spiritualitas, kebebasan, dan tanggung jawab. Spiritualitas dapat dipengaruhi oleh dunia material, namun ia tidak disebabkan atau dihasilkan oleh dunia material itu. Mungkin paling baik kita dapat memikirkannya sebagai roh atau jiwa. Kita memiliki dan harus menggunakan kebebasan kita untuk memilih bagaimana kita akan bertingkah laku jika kita menjadi sehat secara psikologis.
Akhirnya kita juga harus menerima tanggung jawab terhadap pilihan. Logotherapy memperingatkan kita akan tanggung jawab kita dengan cara ini, :Hiduplah seolah-olah anda hidup untuk kedua kalinya, dan bertindak salah untuk pertama kalinya, kira-kira demikian anda bertindak sekarang”. Frankl percaya bahwa jika kita berhadapan dengan situasi ini, kita akan tetap menyadari tanggung jawab berat yang kita miliki untuk setiap jam dan setiap hari. (1)
B.     Ciri utama sehat mental menurut Rogers
Hal yang pertama dikemukakan tentang versi Rogers mengenai kehidupan yang sehat (kepribadian yang sehat) bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suatu proses, “suatu arah bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Tujuan ini menarik individu ke depan, yang selanjutnya mendiferensiasikan dan mengembangkan segala segi dari diri. (2)
C.    Dorongan utama orang yang sehat menurut Frankl
Dalam sistem Frankl, ada satu dorongan yang fundamental, yakni “kemauan akan arti” yang begitu kuat, sampai-sampai mampu mengalahkan semua dorongan lain pada manusia. Kemauan akan arti sangat penting untuk kesehatan psikologis dan dalam situasi-situasi yang gawat. Kemauan akan arti diperlukan sebagai upaya tetap hidup. Tanpa arti untuk kehidupan, tidak ada alas an untuk meneruskan kehidupan. Arti kehidupan tentu saja (sungguh-sungguh) khas (istimewa) dan unik bagi setiap individu. Sama seperti arti kehidupan, tugas-tugas kehidupan seseorang individu adalah riil (nyata). (3)
D.    Kebutuhan utama orang sehat mental menurut Erich Fromm
Menurut Erich Fromm terdapat lima kebutuhan utama orang yang sehat, yaitu:
1.      Hubungan
Manusia menyadari hilangnya ikatan utama dengan alam dan dengan satu sama lain. Kita juga mengetahui bahwa masing-masing dari kita adalah terpisah, sendirian, dan tak berdaya. Sebagai akibatnya, kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang lain, kita harus menemukan suatu perasaaan hubungan dengan mereka untuk menggantikan ikatan-ikatan kita yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat penting untuk kesehatan psikologis.
2.      Transedensi
Permasalahan yang berhubungan erat dengan kebutuhan akan hubungan ialah kebutuhan manusia untuk mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari kodrat lehairan dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan, manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi “pencipta”, sebagai pembentuk yang aktif dari kehidupannya sendiri.
3.      Berakar
Hakikat dari kondisi manusia – kesepian dan tidak berarti – timbul dari pemutusan ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak berdaya, jelas merupakan kondisi yang amat berat. Akar-akar baru harus dibangun unuk mengganti ikatan-ikatan sebelumnya dengan alam. Seperti kebutuhan-kebutuhan lainnya, akar dapat dicapai secara positif atau negative. Cara yang ideal ialah membangun suatu perasaan persaudaraan dengan sesama umat manusia.
4.      Perasaan identitas
Manusia juga membutuhkan perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu identitas yang menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaannya tentang dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan ini adalah individualitas, proses dimana seseorang mencapai suatu perasaan tertentu tentang identitas diri.
 Sejauh mana kita masing-masing mengalami suatu perasaan yang unuk tentang diri (selfhood) tergantung pada bagaimana kita berhasil memutuskan ikatan-ikatan sumbang dengan keluarga, suku, atau bangsa kita. Orang-orang dengan perasaan individualitas yang berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain.
5.      Kerangka orientasi
Bertalian dengan pencarian suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian frame of preference atau konteks dimana seseorang menginterpretasikan semua gejala dunia. Setiap individu harus merumuskan suatu gambaran konsisten tentang dunia yang memberikan kesempatan untuk memahami semua peristiwa dan pengalaman. Dasar yang ideal untuk kerangka orientasi adalah “pikiran”, yakni sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran realistis dan objektif tentang dunia.(4)
E.     Makna orang yang matang versi Allport
            Menurut Allport, orang yang matang memiliki tujuh kriteria, yaitu:
1.      Perluasan perasaan diri
Ketika diri berkembang, diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh, maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain, ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Akan tetapi, tidak cukup hanya berinteraksi dengan sesuatu di luar diri, seperti pekerjaan. Orang harus menjadi pastisipan yang langsung dan penuh.
2.      Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan dengan orang-orang lain, yakni kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, dan teman akrab. Sesuatu yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik.
Tipe kehangatan yang kedua (perasaan terharu) adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan-kesakitan, penderitaan-penderitaan, ketakutan-ketakutan dan kegagalan-kegagalan yang merupakan cirri kehidupan manusia. Empati ini timbul melalui “perluasan imajinatif” dari perasaan seseorang terhadap kemanusiaan pada umumnya.
3.      Keamanan emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas. Kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi dari keberadaan mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kakurangan yang ada tanpa menyerah secara pasif. Misalnya orang yang matang dapat menerima dorongan seks mereka tanpa menjadi terlalu sopan atau tertekan seperti dapat terjadi dengan orang-orang neurotis.
Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia, mereka bukan tawanan dari emosi-emosi mereka dan mereka juga tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Kualitas lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut “sabar menghadapi kekecewaan”.  Orang-orang yang sehat senantiasa bersabar menghadapi kemunduran-kemunduran, mereka tidak menyerahkan diri kepada kekecewaan, tetapi mampu memikirkan cara-cara yang berbeda yang kurang menimbulkan kekecewaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang sama atau tujuan-tujuan substitusi.
4.      Persepsi realistis
Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya irang-orang yang neurotis kerap kali harus merubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau semua situasi-situasi adalah jahat atau semacamnya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realistis. Mereka menerima realistis sebagaimana adanya.
5.      Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat tertentu suatu tingkatan kemampuan. Tetapi tidaklah cukup hanya memiliki keterampilan-keterampilan yang relevan, kita juga harus menggunakan keterampilan-keterampilan itu secara ikhlas, antusias, melibatkan dan menempatkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan kita.
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6.      Pemahaman diri
Kriteria ini terkandung dalam petunjuk lama “kenallah dirimu!”, tentu merupakan suatu tugas yang sulit. Usaha untuk mengetahui diri secara objektif mulai pada awal kehidupan dan tidak  akan pernah berhenti. Tetapi ada kemungkinan encapai suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification) tertentu yang berguna dalam setiap usia. Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negative kepaada orang-orang lain.
7.      Filsafat hidup yang mempersatukan
Orang-orang yang sehat senantiasa melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka. Memiliki nilai-nilai yang kuat, jelas memisahkan orang-orang yang sehat dari orang-orang yang neorotis. Suara hati juga ikut berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau nilai-nilai etnis. (5)
Referensi:
1)   Dede Rahmat Hidayat dan Herdi, Bimbingan Konseling “Kesehatan Mental di Sekolah”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya) , 2013, hlm. 55-78
2)    Dede Rahmat Hidayat dan Herdi, Bimbingan Konseling “Kesehatan Mental di Sekolah”, hlm. 65-66
3)    Dede Rahmat Hidayat dan Herdi, Bimbingan Konseling “Kesehatan Mental di Sekolah”, hlm. 78
4)    Dede Rahmat Hidayat dan Herdi, Bimbingan Konseling “Kesehatan Mental di Sekolah”, hlm. 72-76
5)    Dede Rahmat Hidayat dan Herdi, Bimbingan Konseling “Kesehatan Mental di Sekolah”, hlm. 56-62


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN K.H ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) YANG TETAP RELEVAN DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN K.H ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) YANG TETAP RELEVAN DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN K.H. Abdurrahman Wahid yang akrab ...