NAMA : ALVIN
MA`VIYAH
NPM :
1601030001
SEMESTER : 3
MATA
KULIAH : KESEHATAN MENTAL
DOSEN
PENGAMPU : USWATUN HASANAH,
M.Pd.I.
JURUSAN/KELAS : PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
(PIAUD/A)
FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU
KEGURUAN
HASIL ANALISIS
FILM TAARE ZAMEEN PAR
Taare Zameen Par mengisahkan seorang
pelajar sekolah dasar (SD) kelas tiga, Ishaan Nandkishore Awasthi (8-9 tahun)
yang mempunyai kelainan yang disebut disleksia. Disleksia adalah kondisi
ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang
tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Akibat kelainan
tersebut, Ishaan selalu menjadi sasaran kemarahan gurunya di sekolah. Tak
jarang ia sering disebut "bodoh" dan bahkan "idiot". Karena
tak pernah berhasil menunjukkan peningkatan hasil belajarnya di setiap mata
pelajaran, untuk menyelamatkannya agar bisa naik kelas, karena sudah dua kali
ia tidak berhasil naik kelas, maka orang tuanya mengirimnya ke sekolah asrama
yang jauh dari rumahnya. Tentu dengan harapan Ishaan bisa membaca dan menulis.
Dan bisa berprestasi seperti kakaknya Yohan yang merupakan bintang di
sekolahnya.
Ishaan menolak keputusan orang tuanya.
Namun ia tetap dikirim ke asrama. Dengan berat hati, ia dilepas orang tuanya. Disinilah
keharuan juga sangat terasa, saat Ishaan berpisah dengan ayah, ibu, dan
kakaknya. Setelah berada di sekolah asrama, Ishaan tak juga menunjukkan
kemajuan. Ia masih tetap kesulitan membaca dan menulis. Guru-gurunya
mengeluhkan hal ini. Bahkan perlakuan yang sama dari guru juga ia dapatkan di
sekolah asrama. Sampai akhirnya ia putus asa untuk bersekolah. Huruf-huruf ia
ibaratkan bagaikan kalajengking yang siap menggigitnya. Ishaan menjadi pendiam,
sangat jarang mau berbicara. Di kelas ia selalu diam dan tak bersemangat dalam
mengikuti pelajaran.
Diasrama barunya Ihsaan di perlakukan
sama dengan di sekolah lamanya, setiap guru yang mengajarnya tidak ada yang
mengerti kondisi yang di alami oleh Ihsaan. Di asrama ini Ihsaan sering
mendapatkan tekanan dari guru-gurunya dan teman-temannya. Di sekolah baru/ asrama
oleh gurunya Ihsaan diminta untuk menerjemahkan isi dari sebuah puisi yang
dibacakan temannya, tapigurunya tidak suka dengan pendapatnya, padahal Ihsan
menjelaskan isi puisi tersebut dengan sangat benar, berdasarkan pendapatnya.
Dengan perlakuan kasar yang di berikan guru-gurunya Ihsan menjadi lebih defresi
lagi, ia membuang semua buku-bukunya dan selalu merasa ketakutan, ia merasa
dirinya tidak ada yang peduli, merasa sendiri, dan hilangnya percaya diri.
Hingga datang seorang guru yang enerjik
mengajar kesekolah tersebut. Ia bernama Ram Shankar Nikumbh (Amir Khan). Ram
Shankar Nikumbh adalah sebagai guru pengganti di sekolah itu dan dia juga
mengajar di sebuah sekolah yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus. Ram
kemudian menelusuri sebab-sebab kenapa Ishaan menjadi pendiam, pemurung, dan
tak semangat dalam belajar. Ia melihat buku tulis Ishaan dan mengamatinya. Dari
sanalah ia mengetahui Ishaan mempunyai kelainan Disleksia. Ram juga melihat
betapa Ishaan mempunyai bakat yang luar biasa dalam melukis. Ia melihat Ishaan sebagai anak yang cerdas, namun selama
ini orang tua maupun gurunya tidak memperhatikan hal itu. Sehingga metode
mengajar kepada Ishaan disamakan dengan anak-anak lainnya. Bagi Ram, Ishaan
tidaklah bodoh dan idiot seperti yang diperkirakan guru maupun orang tuanya.
Hanya butuh kesabaran dan teknik khusus dalam mengajarinya.
Untuk mengembalikan kepercayaan diri
Ishaan yang sudah berada di titik nol, Ram masuk ke kelas dan menceritakan murid-muridnya
mengenai tokoh-tokoh ternama yang berhasil menggoreskan sejarah di dunia dengan
karya dan pemikiran mereka. Tokoh-tokoh yang diceritakan Ram awalnya mengidap
Disleksia. Sebut saja Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, Walt Disney, Pablo
Picasso, Neil Diamond, Agatha Christie, dan aktor Bollywood Abishek Bachan.
"Kenapa aku menceritakan ini kepada kalian?" tanya Ram kepada
murid-muridnya. Ia mengatakan orang-orang seperti ini adalah permata yang
berhasil mengubah dunia. "Mereka melihat dunia dengan cara berbeda.
Pemikiran mereka unik dan tidak ada yang mengerti. Mereka pun melawan. Sekarang
mereka muncul sebagai pemenang dan dunia dibuat terkejut," terang Ram
memberi pencerahan. Ternyata dulunya ia juga seorang pengidap Disleksia.
Cerita Ram di depan kelas itu bisa
membangkitkan semangat dan kepercayaan diri Ishaan. Ram kemudian dengan sabar
mengajar Ishaan membaca dan menulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Sampai akhirnya Ishaan bisa membaca juga menulis. Hasilnya ia bisa naik ke
kelas berikutnya. Tak hanya itu, dala
lomba lukis yang diadakan sekolahnya, Ishaan berhasil menjadi juara.
Lukisannya pun dijadikan sampul buku tahunan sekolahnya
Cerita ini sangat menyentuh. Cerita yang
dibangun dalam film ini berhasil membuka kesadaran siapapun mengenai metode
sebenarnya dalam mendidik seorang anak. Terlebih bagi seorang anak pengidap
Disleksia. Film ini ingin menyampaikan pencerahan kepada kita semua baik orang
tua maupun guru bahwa anak dengan Disleksia adalah sebuah keajaiban. Jangan
terlalu cepat menghakimi anak bodoh, idiot, dan stigma negatif lainnya. Namun
harus dicari dimana letak persoalannya. Intinya adalah mendidiklah dengan hati.
Menjadi seorang guru bukan hanya sekadar untuk mengajar mata pelajaran, memberi
soal-soal dan tugas tapi tugas utama adalah mendidik. Tapi sayang banyak guru
saat ini hanya mampu mengajar, bukan mendidik.
Dari film taare zameen par saya dapat
menyimpulkan bahwa gangguan Disleksia tidak bersifat permanen karena Disleksia
dapat di sembuhkan dengan memberi perhatian yang lebih, memberikan kasih dan
sayang, menumbuhkan rasa percaya diri, dan anak diajarkan dengan cara atau
metode yang sesuai dengan yang di butuhkan anak Disleksia. Dalam film taare
zameen par juga terdapat 2 sifat seorang pendidik yang sangat berbanding jauh. Sifat pendidik pertama yaitu, pendidik
yang tidak mengerti apa yang dibutuhkan oleh peserta didiknya, tidak memahami
karakteristik dari masing-masing peserta didiknya, tidak mengerti bagaimana
cara menyelesaikan masalah mengenai kesulitan belajar yang dihadapi peserta
didiknya, seorang pendidik yang hanya melihat dari satu sisi kelemahan peserta
didiknya tanpa mencoba mencari tahu apa kelebihannya, dan seorang pendidik yang
hanya bisa menyalahkan peserta didiknya.
Dan sifat pendidik kedua yaitu, pendidik
yang berbanding jauh memiliki perbedaan dengan sifat pendidik yang pertama.
Seorang pendidik yang mengerti apa kebutuhan peserta didiknya, pendidik yang
mampu menyelesaikan masalah kesulitan belajar dari peserta didiknya, seorang
pendididk yang berlaku sama terhadap peserta didiknya tanpa membeda-bedakan, seorang
pendidik yang mampu mengetahui apa bakat yang ada pada peserta didiknya, dan
yang paling menakjubkan yaitu seorang pendidik yang mau merelekan waktunya untuk
tetap membimbing dan mendidik peserta didiknya yang mempunyai kesulitan belajar
berupa kelainan disleksia sampai anak tersebut bisa melawan disleksia.
PESAN :
Pesan yang saya dapat dari film ini,
yaitu:
1. Jangan memandang kepintaran (kecerdasan) seorang
anak dari CALISTUNG (Baca, Tulis, dan Berhitung) nya, karena masih banyak lagi
jenis kecerdasan yang lain.
2. Berilah perhatian kepada anak yang mengalami
Disleksia atau pun anak yang tergolong ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
3. Bawalah suasana belajar anak kedalam suasana
bermain, karena dunia anak adalah dunia bermain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar