Jumat, 13 Oktober 2017

SINOPSIS FILM TAARE ZAMEEN PAR



      NAMA                                   : ALVIN MA`VIYAH
      NPM                                       : 1601030001
      SEMESTER                          : 3
      MATA KULIAH                  : KESEHATAN MENTAL
      DOSEN PENGAMPU         : USWATUN HASANAH, M.Pd.I.
      JURUSAN/KELAS              : PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PIAUD/A)
      FAKULTAS                          : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN  
                             


HASIL ANALISIS FILM TAARE ZAMEEN PAR

  
Taare Zameen Par mengisahkan seorang pelajar sekolah dasar (SD) kelas tiga, Ishaan Nandkishore Awasthi (8-9 tahun) yang mempunyai kelainan yang disebut disleksia. Disleksia adalah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Akibat kelainan tersebut, Ishaan selalu menjadi sasaran kemarahan gurunya di sekolah. Tak jarang ia sering disebut "bodoh" dan bahkan "idiot". Karena tak pernah berhasil menunjukkan peningkatan hasil belajarnya di setiap mata pelajaran, untuk menyelamatkannya agar bisa naik kelas, karena sudah dua kali ia tidak berhasil naik kelas, maka orang tuanya mengirimnya ke sekolah asrama yang jauh dari rumahnya. Tentu dengan harapan Ishaan bisa membaca dan menulis. Dan bisa berprestasi seperti kakaknya Yohan yang merupakan bintang di sekolahnya.
Ishaan menolak keputusan orang tuanya. Namun ia tetap dikirim ke asrama. Dengan berat hati, ia dilepas orang tuanya. Disinilah keharuan juga sangat terasa, saat Ishaan berpisah dengan ayah, ibu, dan kakaknya. Setelah berada di sekolah asrama, Ishaan tak juga menunjukkan kemajuan. Ia masih tetap kesulitan membaca dan menulis. Guru-gurunya mengeluhkan hal ini. Bahkan perlakuan yang sama dari guru juga ia dapatkan di sekolah asrama. Sampai akhirnya ia putus asa untuk bersekolah. Huruf-huruf ia ibaratkan bagaikan kalajengking yang siap menggigitnya. Ishaan menjadi pendiam, sangat jarang mau berbicara. Di kelas ia selalu diam dan tak bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
Diasrama barunya Ihsaan di perlakukan sama dengan di sekolah lamanya, setiap guru yang mengajarnya tidak ada yang mengerti kondisi yang di alami oleh Ihsaan. Di asrama ini Ihsaan sering mendapatkan tekanan dari guru-gurunya dan teman-temannya. Di sekolah baru/ asrama oleh gurunya Ihsaan diminta untuk menerjemahkan isi dari sebuah puisi yang dibacakan temannya, tapigurunya tidak suka dengan pendapatnya, padahal Ihsan menjelaskan isi puisi tersebut dengan sangat benar, berdasarkan pendapatnya. Dengan perlakuan kasar yang di berikan guru-gurunya Ihsan menjadi lebih defresi lagi, ia membuang semua buku-bukunya dan selalu merasa ketakutan, ia merasa dirinya tidak ada yang peduli, merasa sendiri, dan hilangnya percaya diri.
Hingga datang seorang guru yang enerjik mengajar kesekolah tersebut. Ia bernama Ram Shankar Nikumbh (Amir Khan). Ram Shankar Nikumbh adalah sebagai guru pengganti di sekolah itu dan dia juga mengajar di sebuah sekolah yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus. Ram kemudian menelusuri sebab-sebab kenapa Ishaan menjadi pendiam, pemurung, dan tak semangat dalam belajar. Ia melihat buku tulis Ishaan dan mengamatinya. Dari sanalah ia mengetahui Ishaan mempunyai kelainan Disleksia. Ram juga melihat betapa Ishaan mempunyai bakat yang luar biasa dalam melukis. Ia melihat  Ishaan sebagai anak yang cerdas, namun selama ini orang tua maupun gurunya tidak memperhatikan hal itu. Sehingga metode mengajar kepada Ishaan disamakan dengan anak-anak lainnya. Bagi Ram, Ishaan tidaklah bodoh dan idiot seperti yang diperkirakan guru maupun orang tuanya. Hanya butuh kesabaran dan teknik khusus dalam mengajarinya.
Untuk mengembalikan kepercayaan diri Ishaan yang sudah berada di titik nol, Ram masuk ke kelas dan menceritakan murid-muridnya mengenai tokoh-tokoh ternama yang berhasil menggoreskan sejarah di dunia dengan karya dan pemikiran mereka. Tokoh-tokoh yang diceritakan Ram awalnya mengidap Disleksia. Sebut saja Albert Einstein, Leonardo Da Vinci, Walt Disney, Pablo Picasso, Neil Diamond, Agatha Christie, dan aktor Bollywood Abishek Bachan. "Kenapa aku menceritakan ini kepada kalian?" tanya Ram kepada murid-muridnya. Ia mengatakan orang-orang seperti ini adalah permata yang berhasil mengubah dunia. "Mereka melihat dunia dengan cara berbeda. Pemikiran mereka unik dan tidak ada yang mengerti. Mereka pun melawan. Sekarang mereka muncul sebagai pemenang dan dunia dibuat terkejut," terang Ram memberi pencerahan. Ternyata dulunya ia juga seorang pengidap Disleksia.
Cerita Ram di depan kelas itu bisa membangkitkan semangat dan kepercayaan diri Ishaan. Ram kemudian dengan sabar mengajar Ishaan membaca dan menulis dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Sampai akhirnya Ishaan bisa membaca juga menulis. Hasilnya ia bisa naik ke kelas berikutnya. Tak hanya itu, dala  lomba lukis yang diadakan sekolahnya, Ishaan berhasil menjadi juara. Lukisannya pun dijadikan sampul buku tahunan sekolahnya
Cerita ini sangat menyentuh. Cerita yang dibangun dalam film ini berhasil membuka kesadaran siapapun mengenai metode sebenarnya dalam mendidik seorang anak. Terlebih bagi seorang anak pengidap Disleksia. Film ini ingin menyampaikan pencerahan kepada kita semua baik orang tua maupun guru bahwa anak dengan Disleksia adalah sebuah keajaiban. Jangan terlalu cepat menghakimi anak bodoh, idiot, dan stigma negatif lainnya. Namun harus dicari dimana letak persoalannya. Intinya adalah mendidiklah dengan hati. Menjadi seorang guru bukan hanya sekadar untuk mengajar mata pelajaran, memberi soal-soal dan tugas tapi tugas utama adalah mendidik. Tapi sayang banyak guru saat ini hanya mampu mengajar, bukan mendidik.
Dari film taare zameen par saya dapat menyimpulkan bahwa gangguan Disleksia tidak bersifat permanen karena Disleksia dapat di sembuhkan dengan memberi perhatian yang lebih, memberikan kasih dan sayang, menumbuhkan rasa percaya diri, dan anak diajarkan dengan cara atau metode yang sesuai dengan yang di butuhkan anak Disleksia. Dalam film taare zameen par juga terdapat 2 sifat seorang pendidik yang sangat berbanding  jauh. Sifat pendidik pertama yaitu, pendidik yang tidak mengerti apa yang dibutuhkan oleh peserta didiknya, tidak memahami karakteristik dari masing-masing peserta didiknya, tidak mengerti bagaimana cara menyelesaikan masalah mengenai kesulitan belajar yang dihadapi peserta didiknya, seorang pendidik yang hanya melihat dari satu sisi kelemahan peserta didiknya tanpa mencoba mencari tahu apa kelebihannya, dan seorang pendidik yang hanya bisa menyalahkan peserta didiknya.
Dan sifat pendidik kedua yaitu, pendidik yang berbanding jauh memiliki perbedaan dengan sifat pendidik yang pertama. Seorang pendidik yang mengerti apa kebutuhan peserta didiknya, pendidik yang mampu menyelesaikan masalah kesulitan belajar dari peserta didiknya, seorang pendididk yang berlaku sama terhadap peserta didiknya tanpa membeda-bedakan, seorang pendidik yang mampu mengetahui apa bakat yang ada pada peserta didiknya, dan yang paling menakjubkan yaitu seorang pendidik yang mau merelekan waktunya untuk tetap membimbing dan mendidik peserta didiknya yang mempunyai kesulitan belajar berupa kelainan disleksia sampai anak tersebut bisa melawan disleksia.
PESAN :
Pesan yang saya dapat dari film ini, yaitu:
1.      Jangan memandang kepintaran (kecerdasan) seorang anak dari CALISTUNG (Baca, Tulis, dan Berhitung) nya, karena masih banyak lagi jenis kecerdasan yang lain.
2.      Berilah perhatian kepada anak yang mengalami Disleksia atau pun anak yang tergolong ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
3.      Bawalah suasana belajar anak kedalam suasana bermain, karena dunia anak adalah dunia bermain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN K.H ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) YANG TETAP RELEVAN DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN K.H ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) YANG TETAP RELEVAN DENGAN PERKEMBANGAN ZAMAN K.H. Abdurrahman Wahid yang akrab ...